Kamis, 05 November 2009

KEKUATAN PIKIRAN

Saring kali kita menyaksikan, baik di layar televisi, kampung-kampung, bahkan di atas bis kota atraksi para pesulap yang sulit dilogika. Antara trik, tipuan murni dan kolaborasi jin? Bagaimana seorang muslim menyikapinya?

Kita tahu bahwa para pesulap sering menggunakan tirk atau tipuan murni dalam atraksi mereka. Buku yang mengungkap rahasia para pesulap itu sebenarnya banyak dan Anda bisa manggut-manggut bila membacanya. Artinya, trik ini 100 % adalah murni teknologi semata. Teknik seperti ini banyak tersebar mulai dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling berat.

Tapi tidak sedikit di antara mereka yang juga menggunakan ‘kekuatan ghaib’ yang tidak bisa dijelaskan secara fisika. Artinya, teknologi manusia hari ini masih belum mampu menjelaskannya. Misalnya bagaimana si pesulap itu bisa terbang dan mengambang di udara, tanpa kawat baja dan tanpa mesin. Padahal kalau harus dikatakan sebagai sebuah hasil rekayasa teknologi, maka seharusnya tidak berhenti untuk kepentingan pertunjukan sulap semata, tetapi bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain yang lebih serius seperti untuk mengganti alat transportasi di perkotaan yang semakin hari semakin macet dan menyebarkan polusi. Kalaulah bisa terbangnya seorang pesulap itu hasil teknologi murni yang bisa dijelaskan secara fisika, alangkah ruginya bisa tidak dijadikan sarana pengganti kendaraan bermotor dan pesawat terbang. Kita jadi bisa mengirit bahan bakar yang harganya setiap hari membumbung tinggi. Kita juga tidak tergantung kepada Jepang, Korea, China dan negara lain dalam mengimpor kendaraan bermotor, lantaran kita bisa terbang sendiri ke sana kemari seperti superman.

Begitu juga kalaulah kemampuan pesulap untuk membengkokkan sendok atau logam itu benar-benar sebuah hasil teknologi, maka dengan mengembangkan sedikit teknologi itu kita tidak butuh pabrik baja, lantaran kita punya teknologi untuk menekuk-nekuk besi secara murah dan sederhana. Begitu juga kita tidak butuh mesin press untuk membentuk lempengan-lempengan logam, karena cukup ‘dipelototi’ oleh beberapa orang, plat-plat baja itu bisa bengkok dan membentuk desain yang kita inginkan.

Dan kalau seandainya kemampuan pesulap yang bisa menghilangkan gedung itu benar-benar sebuah hasil teknologi, maka kita bisa menghemat alat-alat berat semacam buldozer dan sejenisnya. Karena cukup dengan menjentikkan jari, galian pondasi bangunan pencakar langit bisa segera terbentuk dan tanahnya langsung hilang dan siap dicor. Perusahaan pertambangan tidak perlu punya alat bor untuk menggali karena dengan sekejap mata bisa melubangi bumi.

Tetapi semua itu hanya ‘seandainya’. Kenyataannya, apa yang mereka gunakan itu sama sekali bukan hasil rekayasa teknologi yang bisa dijelaskan secara fisika. Pertanyaannya adalah : Siapakah makhluq Allah SWT yang mampu melakukan gerakan yang melawan grafitasi bumi hingga bisa mengambang di udara? Siapakah makhluq Allah SWT yang bisa menekuk logam tanpa alat pres? Siapakah makhluq Allah SWT yang bisa menghilangkan benda tanpa merobohkannya?

Selain malaikat yang mulia memang ada jin yang Allah SWT berikan kemampuan itu. Tapi tentu naif sekali bila kita menuduh para malaikat melakukannya, kalau bukan dalam rangka kepentingan syar’i. Maka tinggal satu pihak yang patut kita curigai yaitu jin. Dan dalam catatan rekord yang ada, kita memang mengenal para jin sering melakukan hal-hal seperti ini.

Dalam urusan berkolaborasi dengan manusia, jin tidak pilih-pilih agama. Yang Islam atau yang kafir, sama-sama santapan lezat untuk diperdaya. Jangan Anda pikir kalau jin memberi fasilitas bisa terbang, bisa membengkokkan logam atau bisa menghilangkan benda, lalu semua itu didapat oleh manusia secara gratis. Sama sekali tidak. Persis ungkapan “Tidak ada makan siang gratis”. Maka jin pun meminta imbalan untuk semua ‘jasa’ itu. Yang diminta bukan uang atau popularitas atau kursi di DPR, tapi yang lebih berharga dari itu, yaitu iman dalam dada. Intinya para partner jin itu akan diajak masuk ke dalam jurang kemusyrikan, atau menjadi sarana kemusyrikan. Keduanya sama saja.

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh, karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala(QS. Fathir : 6)

Ya, syetan dan jin itu butuh teman di dalam neraka, karena itu semua bentuk usahanya adalah membentuk jaringan yang akan mengawal, mengiringi dan menyertai mereka di neraka. Dan untuk itu, tidak salah kalau mereka memberikan fasilitas yang menggiurkan, salah satunya adalah keajaiban-keajaiban yang membuat manusia menjadi norak. Lalu belajar sihir yang telah diharamkan Allah SWT dan menjadi orang-orang syirik. Dosa apa lagi yang lebih berat dari syirik? Bukankah Allah SWT telah menegaskan bahwa dosa syirik itu takkan diampuni kelak di akhirat selama pelakunya tidak tobat sekarang ini?

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.(QS. An-Nisa : 48)

Jadi para pesulap baik yang dari Eropa, Amerika, Indonesia atau pun pesulap-pesulap daerah/kampung tidak mendapatkan fasilitas jin itu secara gratis. Mereka wajib memberikan sesajen, sesembahan dan melakukan syarat-syarat tertentu yang ditagih oleh para jin plus bunganya. Semuanya adalah menu-menu pilihan atas sekian banyak kemaksiatan, dosa, syirik dan kemungkaran. Lepas dari apakah agama mereka.

Khusus yang di wilayah kental dengan budaya Islam, biasanya jin melakukan variasi menu dosa. Misalnya dengan meminta pelakunya menulis ayat Al-Quran Al-Karim secara terbalik, atau menulis ayat Al-Quran Al-Karim dengan darah haidh wanita atau menuliskannya pada ladam / sepatu kuda. Lalu ‘paket’ ini dinamakan ilmu putih, lantaran masih berbau agama, tetapi sebenarnya merupakan dosa besar.

Sedangkan untuk mereka yang akrab dengan budaya nenek moyang, ada ilmu hitam yang perintahnya bisa lebih kasar, seperti menyetubuhi mayat, bertapa di goa atau hal-hal lain yang lebih menjijikkan. Tapi semuanya hanyalah trik licik yang menipu umat Islam, biar kelihatan tidak mencolok menentang agama, padahal jelas-jelas perbuatan itu hakikatnya adalah kemunkaran yang berat. Jadi sama saja mau ilmu putih atau hitam, sama-sama syirik dan kerjaan jin.

Parahnya, mereka tidak bisa lari dari pembayaran tagihan ini dan juga tidak bisa berhenti dari kejaran jin. Sekali terperosok di dalamnya, akan terus dikejar, kecuali dengan tobat secara aqidah dan meruqiyah diri dengan serius.

Wallahu A`lam Bish-shawab, semoga Allah karuiakan petunjuk pada saya dan anda sekalian.

Sumber : Syariah Online
Pusat Konsultasi Syariah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar