Rabu, 14 Oktober 2009

MAKNA AKIDAH PDF E-mail



AKIDAH SECARA ETIMOLOGI

Akidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan.

Artinya “Saya beri’tiqad begini.” Maksudnya, saya mengikat hati terhadap hal tersebut. Akidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Jika dikatakan, “Dia mempunyai akidah yang benar,” berarti akidahnya bebas dari keraguan.

Akidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu.

AKIDAH SECARA SYARA’

Yaitu iman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitabNya, para Rasul-Nya, dan kepada Hari Akhir serta kepada qadar yang baik mapun yang buruk. Hal ini disebut juga sebagai rukun iman.

Syariat terbagi menjadi dua: i’tiqodiyah dan amaliyah.

I’ tiqadiyah adalah hal-hal yang tidak berhubungan dengan tata cara amal. Seperti i’tiqad (kepercayaan) terhadap rububiyah Allah dan kewaajiban beribadah kepadaNya, juga beri’tiqad terhadap rukun-rukun iman yang lain. Hal ini disebut ashliyah (pokok agama).

Sedangkan amaliyah adalah segala apa yang berhubungan dengan tata cara amal. Seperti shalat, zakat, puasa dan seluruh hukum-hukum amaliyah. Bagian ini disebut far’iyah (cabang agama), karena ia di bangun di atas i’tiqodiyah. Benar dan rusaknya amalih tergantung dari benar dan rusaknya i’tiqodiyah.

Maka akidah yang benar adalah fundamaen bagi bangunan agama serta merupakan syarat sahnya amal. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta‘ala

“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya". (Al-Kahfi: 110).

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Az-Zumar: 65).

“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.(*) Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).” (Az-Zumar: 2-3).

Ayat-ayat di atas dan yang senada, yang jumlahnya banyak, menunjukkan bahwa segala amal tidak diterima jika tdak bersih dari syirik. Karena itulah perhatian Nabi Shallallhu ‘alaihi wa sallam yang pertama kali adalah pelurusan akidah. Dan hal yang pertama didakwahka para rasul kepada umatnya adalah menyembah Allah semata dan meninggalkan segala yang dituhankan selain Dia. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta‘ala

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu". (An-Nahl: 36)

Dan setiap rasul selalu mengucapkan pada awal dakwahnya,

"Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." (Al-A’raf: 59, 65, 73, 85)

Pernyataan tersebut diucapkan oleh Nabi Nuh, Hud, Shalih, Syu’aib dan seluruh rasul. Selama 13 tahun di Makkah sesudah bi’tsah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak manusia kepada tauhid dan pelurusan akidah, karena hal itu merupakan landasan bangunan islam. Para da’i dan para pelurus agama dalam setiap masa telah mengikuti jejak para rasul dalam berdakwah. Sehingga mereka memulai dengan dakwah kepad tauhid dan pelurusan akidah, setelah itu mereka mengajak kepada seluruh perintah agama yang lain.

Nama lain ‘Aqidah Islamiyah

Menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah ‘aqidah Islamiyah mempunyai nama lain (inonim), diantaranya at-Tauhid, as-Sunnah, Ushulluddin, al-Fiqhul Akbar, asy-Syari’ah, dan al-Iman.Nama-nama itulah yang terkesal menurut Ahlus Sunnah dalam ilmu ‘aqidah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar